nama

Minggu, 18 Desember 2011

Cara pengolahan air kotor


Cara Pengolahan Air kotor 3

Biji Kelor untuk Bersihkan Air Sungai4- 2003 – 07: 0
Air khususnya air minum merupakan kebutuhan dasar manusia yang terpenting. Di beberapa daerah pedalaman dan pedesaan, terbatasnya sumber air minum membuat air sungai sering digunakan untuk keperluan keluarga sehari-hari dari mencuci, mandi, sampai masak dan minum.
Karena air sungai kotor, maka perlu dibersihkan dengan cara diendapkan lebih dahulu untuk memberi kesempatan bahan padat terlarut mengendap ke bawah. Apalagi bila air sungai yang akan digunakan diambil saat musim hujan. Air sungai biasanya akan mengandung partikel padatan lumpur, mikroba, serta berbagai kuman yang dapat menyebabkan penyakit.
Karena alasan tersebut, sebelum air sungai dapat digunakan memenuhi keperluan keluarga, sangat diperlukan tindakan untuk mengeluarkan dan memusnahkan sebanyak mungkin bahan-bahan pencemar yang terbawa.
Pusat-pusat pengolahan air perkotaan atau municipal water treatment dengan skala besar mengolah air dengan cara menambahkan senyawa kimia penggumpal (coagulants) ke dalam air kotor yang akan diolah. Dengan cara tersebut partikel-partikel yang berada di dalam air akan saling berdempetan menjadi suatu gumpalan yang lebih besar lalu me- ngendap. Baru kemudian air di bagian atas yang bersih dipisahkan untuk digunakan keperluan keluarga sehari-hari.
Namun demikian, zat kimia penggumpal yang baik tidak mudah dijumpai di berbagai daerah terpencil. Andaipun ada pasti harganya tidak terjangkau oleh masyarakat setempat.
Pemanfaatan potensi lokal
Salah satu alternatif yang tersedia secara lokal adalah penggunaan koagulan alami dari tanaman yang barangkali dapat diperoleh di sekitar kita. Barangkali ada baiknya bila pengalaman negara lain dapat dialihkan ke Indonesia. Penga- laman tersebut ternyata sudah dipraktikkan selama berabad- abad, meskipun hanya pada skala yang kecil.
Inilah hasil penelitian dari The Environmental Engineering Group di Universitas Leicester, Inggris, yang telah lama mempelajari potensi penggunaan berbagai koagulan alami dalam proses pengolahan air skala kecil, menengah, dan besar.
Penelitian mereka dipusatkan terhadap potensi koagulan dari tepung biji tanaman Moringa oleifera. Tanaman tersebut banyak tumbuh di India bagian utara, tetapi sekarang sudah menyebar ke mana-mana ke seluruh kawasan tropis, termasuk Indonesia. Di Indonesia tanaman tersebut dikenal sebagai tanaman kelor dengan daun yang kecil-kecil. Peribahasa Indonesia “Tidak selebar daun kelor” banyak digunakan di masyarakat.
Di luar negeri, khususnya di negara anglo-saxon, tanaman tersebut dikenal sebagai tanaman “drumstick” karena bentuk polong buahnya yang memanjang meskipun ada juga yang menyebut sebagai “horseradish” karena rasa akarnya menyerupai “radish”.
Yang perlu diperhatikan adalah tanaman tersebut tumbuh cepat sekali baik dari biji maupun dari stek, bahkan bila ia ditanam di lahan yang gersang yang tidak subur. Jadi bagus dikembangkan di lahan-lahan kritis yang mengalami mu- sim kekeringan yang panjang.
Budidaya tanaman Moringa atau kelor memerlukan pemeliharaan yang sangat minimal dan dapat tahan pada musim kering yang panjang. Cepat tumbuh sampai ketinggian 4-10 meter, berbunga, dan menghasilkan buah hanya dalam waktu 1 tahun sejak ditanam. Bahkan di kawasan India bagian selatan, setiap tahun dapat dilakukan dua kali panen.
Pembersihan air keluarga
Biji kelor dibiarkan sampai matang atau tua di pohon dan baru dipanen setelah kering. Sayap bijinya yang ringan serta kulit bijinya mudah dipisahkan sehingga meninggalkan biji yang putih. Bila terlalu kering di pohon, polong biji akan pecah dan bijinya dapat mela- yang “terbang” ke mana-mana.
Biji tak berkulit tersebut kemudian dihancurkan dan ditumbuk sampai halus sehingga dapat dihasilkan bubuk biji Moringa.
Jumlah bubuk biji moringa atau kelor yang diperlukan untuk pembersihan air bagi keperluan rumah tangga sangat tergantung pada seberapa jauh kotoran yang terdapat di dalamnya. Untuk menangani air sebanyak 20 liter (1 jeriken), diperlukan jumlah bubuk biji kelor 2 gram atau kira-kira 2 sendok teh (5 ml).
Tambahkan sedikit air bersih ke dalam bubuk biji sehingga menjadi pasta. Letakkan pasta tersebut ke dalam botol yang bersih dan tambahkan ke dalamnya satu cup (200 ml) lagi air bersih, lalu kocok selama li- ma menit hingga campur sempurna. Dengan cara tersebut, terjadilah proses aktivitasi senyawa kimia yang terdapat dalam bubuk biji kelor.
Saringlah larutan yang telah tercampur dengan koagulan biji kelor tersebut melalui kain kasa dan filtratnya dimasukkan ke dalam air 20 liter (jeriken) yang telah disiapkan sebelumnya, dan kemudian diaduk secara pelan-pelan selama 10-15 menit.
Selama pengadukan, butiran biji yang telah dilarutkan akan mengikat dan menggumpalkan partikel-partikel padatan dalam air beserta mikroba dan kuman-kuman penyakit yang terdapat di dalamnya sehingga membentuk gumpalan yang lebih besar yang akan mudah tenggelam mengendap ke dasar air. Setelah satu jam, air bersihnya dapat diisap keluar untuk keperluan keluarga.
Efisiensi proses
Proses pembersihan tersebut menurut hasil penelitian yang telah dilaporkan mampu memproduksi bakteri secara luar biasa, yaitu sebanyak 90-99,9% yang melekat pada partikel- partikel padat, sekaligus menjernihkan air, yang relatif aman (untuk kondisi serba keterbatasan) serta dapat diguna- kan sebagai air minum masyarakat setempat.
Namun demikian, beberapa mikroba patogen masih ada peluang tetap berada di dalam air yang tidak sempat terendapkan, khususnya bila air awalnya telah tercemar secara berat.
Idealnya bagi kebutuhan air minum yang pantas, pemurnian lebih lanjut masih perlu dilakukan, baik dengan cara memasak atau dengan penyaringan dengan cara filtrasi pasir yang sederhana.
Biji kelor kering serta bubuk bijinya memiliki daya simpan yang baik. Yang perlu dijaga dan diperhatikan agar pembuatan pasta tidak menjadi basi sebelum digunakan. Jadi harus dibuat segar setiap hari sebelum digunakan.
Pembersihan skala besar
Ada baiknya Indonesia mencontoh apa yang telah dilakukan di daerah Thyolo di bagian selatan Melawi, di mana proyek pembersihan air dalam skala besar telah dibangun dengan menggunakan tepung biji kelor. Tenaga listrik tidak diperlukan untuk operasi pembersihan tersebut.
Pembersihan air dengan bubuk moringa dapat irit biaya. Di Melawi yang setiap tahunnya mengeluarkan sekitar £ 400.000 untuk mengimpor bahan kimia pembersih air dapat secara drastis dipangkas. Dengan teknologi sederhana tersebut hanya perlu biaya sangat minimal, yaitu hanya beberapa fraksi saja dari biaya pembersihan air dengan bahan kimia dan tenaga listrik.
Dalam laporan penelitian tersebut biji-biji moringa ternyata dapat menghasilkan purifikasi air, relatif sama efektif- nya bila dilakukan dengan cara pembersihan bahan kimia komersial.
Antara 50 dan 150 mg bubuk biji kelor diperlukan untuk setiap liter air kotor yang ingin dibersihkan. Pengawasan mutu air sangat sederhana hanya diperlukan visual dalam tabung- tabung reaksi kimia.
Kelor di Indonesia
Di Indonesia kelor atau kelor-keloran (Moringa oleifera) dikenal sebagai jenis tanaman sayuran yang sudah dibudidayakan. Daunnya majemuk, menyirip ganda, dan berpinak daun membundar kecil-kecil. Bunganya berwarna putih kekuningan. Buahnya panjang dan bersudut-sudut pada sisinya.
Pohon kelor sering digunakan sebagai pendukung tanaman lada atau sirih. Daun, bunga, dan buah mudanya, merupakan bahan sayuran yang digemari masyarakat setempat.
Daun kelor juga telah banyak digunakan sebagai pakan ternak, terutama sapi dan kambing maupun pupuk hijau. Remasan daunnya dipakai sebagai parem penutup bekas gigitan anjing dan dapat dibalur- kan pada payudara ibu yang menyusui untuk menahan mengucurnya ASI yang berlebihan.
Akar kelor sering digunakan sebagai bumbu campuran untuk merangsang nafsu makan, tetapi bila terlalu banyak dikonsumsi ibu yang sedang mengandung dapat menyebabkan keguguran.
Tumbukan halus akar dapat dibuat bedak untuk tapel perut bayi yang baru lahir, sebagai pencegah iritasi kulit, dan sering digunakan sebagai obat penyakit kulit (kukul) dan bisul, serta parem untuk bengkak-bengkak pada penyakit beri-beri dan bagi pengobatan kaki yang terasa pegal dan lemah.
Ekstrak pepaagaannya secara tradisional banyak digunakan sebagai “jamu” sakit kepala serta untuk merangsang menstruasi. Secara negatif bahkan dapat digunakan untuk menggugurkan kandungan calon bayi yang tidak dikehendaki.
Karena tanaman kelor meru- pakan leguminosa, maka bagus ditanam secara tumpang sari dengan tanaman lain karena dapat menambah unsur nitrogen dan lahan.
Kelor sebagai pangan
Di pasar lokal, komoditas kelor dijual dalam bentuk buah polong segar. Polong biji yang masih hijau dapat dipotong-potong menjadi bagian yang lebih pendek dan dapat dikalengkan atau dibotolkan dalam medium larutan garam dan menjadi komoditas ekspor khususnya ke Eropa dan Amerika Serikat.
Tampaknya bukan hanya di India dan Indonesia saja kelor dapat tumbuh dan berkembang, tetapi juga di berbagai kawasan tropis lainnya di dunia. Pengetahuan tersebut perlu disebarluaskan karena kelor dapat menghasilkan biji-bijian dan daun yang dapat dikonsumsi manusia sebagai sayur. Daunnya berdasarkan berat keringnya mengandung protein sekitar 27 persen dan kaya akan vitamin A dan C, kalsium, besi dan phosphorous.
Salah satu yang sangat me- nguntungkan adalah daunnya dapat dipanen pada musim kering, di mana tidak lagi dapat dijumpai sayuran segar di sekitarnya.
Saat ini semakin berkembang sayuran biji moringa (kelor) di pasar internasional baik dalam kaleng maupun dalam bentuk segar, serta keadaan beku atau “chilled”. Sayuran biji yang masih hijau dan segar kini dijual sebagai “drumstick” di berbagai kota besar di Eropa.
Kenya merupakan pemasok utama sayur Moringa dalam kaleng di pasaran dunia. Pada awalnya, India dan Sri Lanka merupakan produsen utama dunia. Kini peluang baru tumbuh di Indonesia, bila kita mau.
Sumber minyak goreng
Biji moringa mengandung 40 persen minyak berdasarkan berat kering. Dari hasil peneli- tian yang telah dilaporkan, bungkil ampas perasan minyak moringa masih banyak mengandung zat koagulan. Senyawa koagulan masih sangat berguna bagi proses pembersihan air, persis sama seperti yang telah disampaikan sebelumnya dengan efektivitas sa- ma bila digunakan biji utuhnya. Bungkil moringa dapat dikeringkan dan disimpan, merupakan produk samping “industri minyak moringa” yang berguna.
Minyak biji kelor memiliki mutu gizi dan fungsional tinggi, dan memiliki nilai jual (harga) yang tinggi pula. Yang unik dari minyak moringa adalah baik untuk minyak goreng dan baik pula untuk pembuatan sabun.
Bagi masyarakat Malawi, minyak moringa secara tradisional merupakan minyak goreng yang banyak dimanfaatkan di rumah tangga. Minyak biji kelor dapat pula digunakan sebagai bahan kerosin atau minyak untuk lampu teplok pengganti



m
» PROSESING PENGOLAHAN AIR
 
PROSES SINGKAT PENGOLAHAN AIR
PDAM TIRTA PENGABUAN KUALA TUNGKAL

Hal : 1, 2

Design Graphis : Putra Daerah & ALL TKS PDE


Sistematika Isi Laporan Penelitian
KULIT MUKA (COVER)
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK (dalam bahasa Indonesia dan Inggris)
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN (jika ada) *
DAFTAR TABEL (jika ada) *
DAFTAR GAMBAR (jika ada) *
BAB I. PENDAHULUAN (dapat diperluas dengan subjudu)
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA (dapat diperluas dengan subjudu)
BAB III. METODE PENELITIAN (dapat diperluas dengan subjudu)
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN (dapat diperluas dengan subjudu)
BAB V. PENUTUP (dapat diperluas dengan subjudu)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN (termasuk instrumen penelitian, hasil-hasil
perhitungan statistik yang dianggap penting, foto/dokumentasi proses atau
hasil, dan lain-lain)
* = bila jumlah lampiran, tabel, atau gambar lebih dari satu.


Format Kulit Muka Laporan Penelitian
LAPORAN PENELITIAN
PENELITIAN LATIHAN/MANDIRI *)
JUDUL PENELITIAN
Disusun oleh:
………………………….**
PROGRAM STUDI ………
FAKULTAS…………………
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
Bulan, Tahun
PENELITIAN INI DILAKSANAKAN ATAS BIAYA
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
NOMOR KONTRAK: ..............................
* = Pilih yang sesuai
** = Tuliskan nama peneliti, lengkap dengan gelar akademik



Format Halaman Pengesahan Laporan Hasil Penelitian
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
1. Identitas Penelitian
a. Judul Penelitian
b. Bidang Ilmu
c. Kategori Penelitian
: ………………………………
: ………………………………
: Latihan/Mandiri *)
2. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. Fakultas/Program Studi
c. Pangkat dan Golongan
d. Jabatan Struktural
e. Alamat e-mail/No. HP
: ………………………………
: …………… / ………………
: ………………………………
: ………………………………
: …………… / ………………
3. Jumlah Anggota peneliti
a. Nama Anggota Peneliti 1
b. Nama Anggota Peneliti 2
: …… orang
: ………………………………
: ………………………………
6. Lama Penelitian : …… bulan
7. Lokasi Penelitian : 1. ……………………………
2. ……………………………
8. Biaya Penelitian Rp ……………………………
Yogyakarta, …… …………
Menyetujui: **
Pembimbing, Ketua Peneliti,
Tanda tangan Tanda tangan
………………….. …………………….
NIP/NIY: NIP/NIY:
Mengetahui:
Kepala LPP, Dekan Fakultas ...
Cap dan tanda tangan Cap dan tanda tangan
……………………… ………………………
NIP/NIY: …………… NIP/NIY: ……………
Catatan:
* = pilih yang sesuai
** = bagian ini khusus Penelitian Latihan. Untuk Penelitian Mandiri, bagian ini
ditempati tanda tangan Dekan Fakultas, sedangkan tanda tangan Kepala LPP
diletakkan di bawah tengah.

Jumat, 16 Desember 2011

RPP Hidrolisis garam


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJAARAN
(RPP)

Mata Pelajaran                     : Kimia
Materi                                   : Hidrolisis Garam
Kelas                                    : XI/II
Alokasi Waktu                     : 1 x 20 menit
Standar Kompetensi          4.    Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.
Kompetnsi Dasar               :  4.4  Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan garam tersebut.

INDIKATOR
·         Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui percobaan
·         Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi
I.       TUJUAN PEMBELAJARAN
Aspek kognitif
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat :
·         Menjelaskan pengertian dari hidrolisis garam
·         Menentukan ciri-ciri beberapa jenis garam yang dapat terhidrolisis dalam air melalui percobaan
·         Menentukan garam yang tidak terhidrolisis, terhidrolisis parsial dan terhidrolisis sempurna
·         Menentukan sifat garam yang terhidrolisis dari persamaan reaksi ionisasi
Aspek afektif
Aspek afektif yang dikembangkan diantaranya :
·      Kemampuan menanggapi permasalahan yang diajukan guru.
·      Kemampuan bertanya dan menyusun pertanyaan.
·      Kemampuan menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
·      Kemampuan menghargai pendapat orang lain.
·      Kemampuan bekerja sama dengan orang lain.
·      Bertanggung jawab.
Aspek psikomotor
·      Cara memipet larutan ke dalam pipet tetes
·      Cara meneteskan larutan pada plat tetes

II.    MATERI PEMBELAJARAN
A.    Materi Prasyarat
Reaksi asam basa
B.     Materi yang dikembangkan
Hidrolisis berasal dari kata hidro yang berarti air, dan lisis yang berarti penguraian. Hidrolisis adalah reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi antara ion-ion garam dengan air.
Bila kation dan anion garam tidak mengalami hidrolisis, maka larutannya bersifat netral. Contoh :
      NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)
      Na+(aq) + H2O(l)
      Cl-(aq) + H2O(l)
Bila kation dari garam yang mengalami hidrolisis, maka larutan garam bersifat asam. Kation dapat mengalami hidrolisis apabila harga Ka nya > Kw air. Contoh :
      NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq)
      NH4+(aq) +  H2O(l) → NH3(aq) + H3O+(aq) 
      Cl-(aq) + H2O(l)
Bila anion dari garam yang mengalami hidrolisis, maka larutan garam bersifat basa. Anion dapat mengalami hidrolisis apabila harga Kb nya > Kw air. Contoh :
      CH3COONa(aq) → CH3COO-(aq) + Na+(aq)
      CH3COO-(aq) + H2O(l) → CH3COOH(aq) + OH-(aq)
      Na+(aq) + H2O(l)
Bila kation dan anion dari garam kedua-duanya mengalami hidrolisis, maka sifat larutan garam ditentukan dengan membandingkan harga Ka dan Kb, mana yang lebih besar. Bila Ka > Kb maka larutan bersifat asam, dan bila harga Kb > Ka maka larutan bersifat basa.
           
III.  KEGIATAN PEMBELAJARAN
·           Metode              : praktikum, ceramah dan tanya jawab
·           Model                : induktif
·           Pendekatan        : keterampilan proses

IV.      LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Tahapan
kegiatan
Langkah-langkah
Waktu
Kegiatan awal
·      Guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa
·      Apersepsi : guru mengingatkan kembali tentang reaksi suatu asam dengan suatu basa / reaksi penetralan
·      Motivasi : mengapa garam yang kita makan hanya garam NaCl? Bagaiman sifat larutan dari garam NaCl?

5 menit
Kegiatan inti
·      Guru membagi siswa kedalam dua kelompok.
·      Siswa berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibagikan oleh guru.
·      Guru membagikan LKS eksperimen kepada tiap kelompok.
·      Siswa mempelajari LKS eksperimen yang telah dibagikan oleh guru.
·      Guru mengarahkan siswa untuk melakukan praktikum.
·      Guru menjelaskan judul, tujuan dan prosedur kerja praktikum.
·      Siswa melakukan praktikum dengan teman sekelompoknya.
·      Guru menyuruh salah seorang perwakilan dari siswa untuk menuliskan data pengamatannya di depan kelas
·      Guru dan siswa membahas data hasil pengamatan
·      Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

10 menit
Kegiatan akhir
·      Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
·      Guru menugaskan siswa untuk membuat laporan hasil praktikum
·      Siswa diberi lembar kerja siswa untuk dikerjakan di rumah dan diberi tugas membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
·       Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan Hamdalah.
·      Guru mengucapkan salam
5 menit

V.    MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN
            Alat dan Bahan untuk praktikum :
            Alat     :  pipet tetes, plat tetes
            Bahan  : larutan NaCl 1M, NH4Cl 1 M, CH3COONa 1 M, lakmus merah dan lakmus biru



            Sumber Pembelajaran :
Parning, Horale dan Tiopan. 2006. Kimia SMA kelas XI Semester Kedua. Jakarta : Yudhistira
Pratana, fajar dan Wiyarsi, antuni. 2009. Mari Belajar Kimia. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

VI.      PENILAIAN
·      Jenis tagihan                     : Tugas Individu
·      Bentuk Instrumen                        :  Laporan hasil praktikum, Lembar Kerja Siswa

Format Penilaian Kognitif
No
Butir Soal
Kunci Jawaban
Skor
1.

Mengapa larutan suatu garam ada yang bersifat asam, basa atau netral? Jelaskan dan tuliskan contohnya!
Larutan suatu garam bersifat asam karena kation nya tehidrolisis menghasilkan H3O+. Contoh :
NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl-(aq)
NH4+(aq) +  H2O(l) → NH3(aq) + H3O+ 
Cl-(aq) + H2O(l)
Larutan garam bersifat basa karena anion nya terhidrolisis menghasilkan OH-. Contoh :
CH3COONa(aq) → CH3COO-(aq) + Na+(aq)
CH3COO-(aq) + H2O(l) → CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Na+(aq) + H2O(l)
Larutan garam bersirat netral karena kation dan anion nya tidak terhidrolisis. Contoh :
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)
Na+(aq) + H2O(l)
Cl-(aq) + H2O(l)
0-15
2.
Jelaskan yang dimaksud dengan hidrolisis garam! Mengapa larutan garam ada yang tidak dapat terhidrolisis, dapat terhidrolisis parsial dan terhidrolisis total?

Hidrolisis garam adalah reaksi penguraian garam oleh air, atau reaksi antara kation asam atau anion basa dari suatu garam dengan air
Larutan tidak dapat terhhidrolisis karena harga Ka dari kation asam dan harga Kb dari anion basa lebih kecil dari harga Kw air, sehinga kation dan anion nya tidak dapat bereaksi dengan air.
Larutan terhidrolisis parsial karena hanya harga Ka dari kation asam nya saja atau hanya harga Kb dari anion basa nya saja yang lebih besar dari harga Kw air, sehingga hanya kation atau anion nya saja yang dapat bereaksi dengan air.
Larutan terhidrolisis total karena harga Ka dari kation asam dan harga Kb dari anion basa nya lebih besar dari harga Kw air, sehingga kation atau anion nya dapat bereaksi dengan air.
0-20
3.













Manakah garam berikut ini yang dapat terhidrolisis? Tuliskan persamaan reaksinya dan tentukan garam yang terhidrolisis persial dan garam yang terhidrolisis sempurna!
a.    SrCl2
b.    NH4NO3
c.    KCH3COO
d.   Ba3 (PO4)2
e.    NH4CN
a.   Sr2+(aq) + H2O(l)  
2Cl-(aq) + H2O(l)  
Tidak terhidolisis
b.  NH4+(aq) +  H2O(l) → NH3(aq) + H3O(aq)+
NO3-(aq) +  H2O(l)
Terhidrolisis parsial
c.   K+(aq) +  H2O(l)
CH3COO-(aq) + H2O(l) → CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Terhidrolisis parsial
d.  3Ba2+(aq) + H2O(l)  
2PO43-(aq) + H2O(l)  
Tidak terhidolisis
e.   NH4+(aq) +  H2O(l) → NH3(aq) + H3O(aq)+
CN-(aq) + H2O(l)  HCN(aq) + OH-(aq)
Terhidrolisis sempurna
0-25

Nilai Total
60

            Nilai =  x 100
            Format Penilaian Afektif   
No
Aspek afektif yang dinilai
Skor
1
2
3
4
5
1.
Kemampuan menanggapi permasalahan yang diajukan guru





2.
Kemampuan bertanya dan menyusun pertanyaan





3.
Kemampuan menjawab pertanyaan yang diajukan guru





4.
Kemampuan menghargai pendapat orang lain





5.
Kemampuan bekerjasama dengan orang lain





6.
Bertanggung jawab






Skor maksimal = 30
Keterangan : 21-30 = baik sekali (A);  11-20 = baik(B);  1-10 = kurang (C)

Format Penilaian Psikomotor
No
Nama
Aspek yang di nilai
Memipet larutan kedalam pipet tetes
Meneteskan larutan pada plat tetes
Ya
Tidak
Ya
Tidak


















Keterangan :
Skor maksimal = 2
Penilaian dilakukan selama kegiatan praktikum pada perwakilan siswa,  dengan skor tiap aspek :
Ya       = 1
Tidak   = 0
Nilai :
2          : Baik
1          : Cukup                      
0          : Kurang

Mengetahui,
Dosen Pembimbing



Dra. Cucu Zenab Subarkah, M.Pd
NIP. 196112181786022001

Bandung, 6 Desember 2011
Guru Praktikan



Arif Rohmanul Hakim
           NIM. 1209208016